3 Macam Kecemasan Menurut Sigmund Freud

Nama : Alvi Petra Hetharia

NPM : 10214893

Kelas : 1EA23

Sigmund Freud seorang ahli psikoanalisa berpendapat bahwa terdapat 3 macam kecemsan yang menimpa manusia. Sebutkan masing-masing, Jelaskan, Beri contoh masing-masing!

A. Kecemasan objektif atau Kenyataan.

Kecemasan obyektif adalah suatu pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan suatu bahaya dalam dunia luar. Bahaya adalah sikap keadaan dalam lingkungan seseorang yang mengancam untuk mencelakakannya. Pengalaman bahaya dan timbulnya kecemasan mungkin dari sifat pembawaan, dalam arti kata bahwa seseorang mewarisi kecenderungan untuk menjadi takut kalau ia berada di dekat dengan benda- benda tertentu atau keadaan tertentu dari lingkungannya.
contohnya :

1. Seorang anak yang takut akan kegelapan.
2. Seseorang yang cemas akan serangga.

B. Kecemasan Neurotis (saraf)

Kecemasan ini timbul karena pengamatan tentang bahaya dari naluriah.
Sigmund freud sendiri membagi kecemasan ini menjadi 3 bagian :
1. Kecemasan yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan. Kecemasan semacam ini menjadi sifat dari seseorang yang gelisah, yang selalu mengira bahwa sesuatu yang hebat akan terjadi.
2. Bentuk ketakutan yang tegang dan irasional (phobia). Sifat khusus dari pobia adalah bahwa, intensitif ketakutan melebihi proporsi yang sebenarnya dari objek yang ditakutkannya. seperti contoh kasus yang saya alami, bahwa setiap melihat atau bahkan menuliskan buah “nanas”, maka bulu kuduk saya akan berdiri dan merinding dibuatnya.
3. Reaksi gugup atau setengah gugup, reaksi ini munculnya secara tiba-tiba tanpa adanya provokasi yang tegas.

C. Kecemasan Moral

Kecemasan moral disebabkan karena pribadi seseorang . Tiap pribadi memiliki bermacam macam emosi antar lain: iri, benci, dendam, dengki, marah, gelisah, dan lain lain. Sifat sifat seperti itu adalah sifat sifat yang tidak terpuji , bahkan mengakibatkan manusia akan merasa khawatir, takut, cemas, gelisah dan putus asa. contohnya, seseorang yang merasa kecantikannya ditandingi oleh lawannya, oleh karena itu ia merasa dengki, ataupun membencinya.

Standar

Tinggalkan komentar